Akhir Cerita Cinta di Malam Tahun Baru
Di sore hari
yang cerah tepatnya hari Jumat tanggal 27 Desember 2013, Regi pergi ke jogja
seorang diri. Ia ingin ke jogja untuk mencari seorang sahabat kecilnya yang
sangat ia sayang dan cintai yang bernama Iqbal, yang dulu tiba-tiba pindah
keluar kota tanpa memberi tahu regi, semua itu dilakukan iqbal agar regi tidak
sedih dengan kepindahannya. Iqbal pindah dari jakarta karena ikut orang tuanya
untuk bekerja disana. Regi mantap memutuskan pergi ke Jogja karena dia sudah
kangen banget dan yakin sekali, bahwa sahabat kecilnya yang dari dulu ia cari memang
berada disana dan sekarang sedang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri disana.
Regi pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jogja.
Saat
diperjalanan tiba-tiba regi ragu dengan keputusannya mencari sahabat kecilnya
karena dia tidak yakin dengan kesehatannya sekarang ini. Tapi rasa kangen ini
lebih besar dan regi melawan semua rasa sakit yang ia sedang rasakan.
Diperjalanan regi juga berharap-harap cemas
“apa aku bisa menemukan iqbal? Aku sendiri tidak tahu seperti
apa wajah dia sekarang? Yang aku tahu hanya wajah kecilnya yang ada di foto
ini.”
Dan akhirnya Regi tetap yakin dan yakin dengan keputusannya
ini dia tidak mau menyesal nantinya karena tidak bisa bertemu Iqbal.
Tidak terasa
tepat pukul 21.00 WIB, regi sampai di stasiun Kereta Api Jogjakarta. Regi
langsung mencari sebuah penginapan yang berada dekat dengan salah satu
Perguruan Tinggi Negeri di Jogjakarta, karena menurut informasi Iqbal kuliah di
universitas tersebut. Setelah mencari tempat penginapan, akhirnya regi
menemukan sebuah penginapan. Regi masuk dan langsung membersihkan badannya yang
sudah terasa lengket sekali dan tidak lupa, regi meminum obatnya. Setelah
selesai semuanya, regi langsung tidur dan tidak siap untuk menunggu esok pagi,
karena dia ingin mencari Iqbal teman kecilnya.
***
Suara ayam
berkokok sudah terdengar dengan keras dan pertanda bahwa hari sudah pagi. Regi
langsung bersiap-siap memakai baju dan tidak lupa memakai syall dan pergi
berangkat mencari Iqbal. Ia menyiapkan isi tasnya yang berupa kamera,foto kecil
Iqbal, dan tidak lupa obat-obatan regi untuk diminum setelah ia nanti sarapan
diluar.
“Hari ini aku siap untuk mencari iqbal dan aku yakin akan
bertemu denganmu!”
Regi pergi keluar dari tempat penginapannya, regi jalan
menuju sebuah universitas negeri tersebut. Tapi ia tidak langsung mencari
Iqbal, ia mencari makan dulu. Setelah mencari-cari warung makan, regi memutuskan
untuk makan disalah satu warang makan tersebut. Saat sedang makan, ada seorang
cewek yang datang sendiri kewarung tersebut dan regi iseng ingin mengajak
ngobrol cewek tersebut.
“Haiii! Kamu kuliah di universitas ini ya?” sapa Regi dengan
ramah.
“Iya, kamu juga kuliah disini?”
“ga, aku ke universitas ini Cuma mau ketemu teman kecilku
dulu hehee. Nama kamu siapa?”
“Siapa teman kamu? Oiya namaku Devi, kamu?” jawab cewek itu dengan
ramah yang ternyata bernama devi.
“Nama temanku Iqbal, apa kamu tau? Namaku Regi. Salam kenal
ya.”
“waaah disini yang namanya Iqbal banyak, emangnya iqbal teman
kamu kuliah difakultas apa?”
“hmm.. aku kurang tau kalau soal itu, soalnya aku sudah lama
ga ketemu dia dan aku juga ga punya nomer hp-nya. Aku tau dia kuliah disini
juga dari temanku yang waktu itu lagi jalan-jalan ke jogja dan ketemu iqbal di
sekitar universitas ini.”
“oh gitu ya, waduuh susah juga yaa kalau gitu. Gini deh
gimana kalau kamu aku ajak jalan-jalan disekitar universitas ini? siapa tau
ketemu sama teman kamu.”
“benar kamu mau nemenin aku? Aku seneng banget! Makasih ya.”
“iya benar, soalnya hari ini aku ga ada jam kuliah.
Sama-sama”
Setelah
selesai makan, Regi dan Devi jalan untuk mencari Iqbal. Selama perjalanan, regi
selalu menggenggam foto kecil Iqbal tapi menurut dia selama perjalanan tidak ada
seorangpun yang ada kemiripan dengan foto iqbal masa kecil.
Hari sudah mulai sore, dengan wajah pucat dan letih regi
pamit ke devi untuk balik ke tempat penginapannya
“dev, kayaknya cukup deh hari ini mencari temanku. Aku capek
dan lelah sekali.”
“kamu yakin sampai sini aja cari temanmu? Gimana kalau kita
tukeran nomer HP dan kalau aku ketemu sama orang yang nama Iqbal, aku hubungi
kamu?”
“oke juga ide kamu, kalau gitu ini nomer hp aku. Tlp atau sms
aja ya dev kalau ada yang nama Iqbal. Makasih kamu baik banget mau bantu aku.”
“oke. Iya sama-sama regi. Cepet sembuh juga ya kamu, tuh
wajahnya pucat sekali hehehe..”
“haha iya makasih dev, semoga aku masih bisa ketemu Iqbal
haha.”
Regi balik
ke tempat penginapannya dengan berjalan kaki, selama di perjalanan ia
memanfaatkan kameranya untuk foto-foto daerah di Jogja yang malam itu sangan
indah sekali dan tetap regi masih berharap di perjalanan ia bertemu dengan
seorang cowok dan cowok itu Iqbal. “semoga aja aku lagi iseng-iseng foto,
tiba-tiba ada seorang cowok dan cowok itu Iqbal haha.” Dalam hati regi berkata
seperti itu.
Regi duduk sebentar disebuah warung kopi joss, ia menikmati
dikit demi sedikit kopi tersebut tapi tiba-tiba ia batuk dan ternyata batuknya
mengeluarkan darah.
“ada apa lagi dengan sakitku? Sepertinya sakitku semakin
parah. Sebelum tambah parah aku harus bertemu dengan Iqbal dan harus mengatakan
sesuatu yang selama ini aku pendam. Aku harus kuat!”
Regi langsung jalan kembali untuk balik ketempat
penginapannya.
Sampai di
penginapan, regi langsung ganti pakaian,cuci muka dan tidak lupa minum obatnya
sebelum tidur “semoga dengan meminum obat ini, aku bisa sembuh besok pagi.”
***
Hari sudah
kembali pagi lagi dan regi sudah bersiap-siap untuk melanjutkan mencari Iqbal.
Walaupun kesehatannya belum pulih tapi regi tetap semangat untuk mecari Iqbal.
Selama jalan menuju sebuah universitas tersebut lagi, regi
juga menanti kabar dari Devi, cewek yang ia temui kemarin. Saat regi sedang
jalan menuju universitas, ia mendapat sms dari devi
“Hai regi, aku devi yang kemarin ketemu sama kamu. Aku nemu nih cowok
yang bernama iqbal tapi aku gatau juga itu orang yang kamu cari atau bukan.
Kamu datang aja ya jam 09.00 ke fakultas Hukum. Dia biasanya ada di
perpustakaan, nanti kamu tanya-tanya aja sama anak-anak yang ada disitu yaa,
tapi maaf aku ga bisa temanin kamu. Aku ada tugas kelompok. Byeee…”
Regi langsung membalas sms devi “oke..oke.. makasih ya devi, semoga aku ketemu Iqbal.”
Regi langsung melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat,
karena dia sebentar lagi akan ketemu Iqbal. Walaupun belum tentu Iqbal itu
adalah orang yang sedang ia cari.
Regi sampai
di gedung fakultas Hukum jam 08.30.
“hmm.. masih setengah jam lagi jam 9. Yaudahdeh aku cari aja,
siapa tau Iqbal itu sudah ada di perpustakaan.”
Regi tidak membuang sia-sia wakutnya, ia langsung lanjut ke
perpustakaan. Dengan rasa deg-degan karena sebentar lagi dia akan ketemu orang
yang bernama Iqbal. Saat Regi sedang berlari kecil menuju perpustakaan, dia
tiba-tiba tertabrak oleh seorang cowok.
“braakkk..” buku yang dibawa cowok itu jatuh dan foto yang
sedang digenggam Regi juga jatuh.
“Sorry..” cowok itu meminta maaf ke Regi
“iya gpp, aku juga minta maaf ya.” Regi meminta maaf sambil
mencari-cari foto Iqbal kecil
“kamu cari apa? Ada barang kamu yang hilang?”
“iya, foto yang sangat berharga hilang. Tadi lepas dari
genggamanku saat tambrakan sama kamu.”
“ohya? Boleh aku bantu cari fotonya?”
“gausah, gpp aku cari sendiri aja.”
“gpp aku bantu aja, aku juga merasa bersalah. Semua juga
karena aku, foto itu jadi hilang.”
Regi dan cowok itu mencari foto tersebut, saat Regi sedang
mencari tiba-tiba regi melihat cowok itu duduk dan diam saja
“kok cowok itu diam aja ya? Ada apa ya?” dalam hati regi
penasaran.
Regi langsung aja nyamperin cowok itu dan ternyata cowok itu
sedang megang foto kecil Iqbal.
“hello? Kamu kenapa? Itu dia foto yang aku cari.”
“ha..hmm.. ini benar foto punya kamu?” cowok itu menjawab
dengan sedikit gugup.
“iya benar, emangnya ada apa si?” regi tambah bingung dengan
cowok itu.
“Apa kamu Regi?”
“iya. Kok kamu tau?
“Regi!!! Aku kangen sama kamu..” cowok itu langsung memeluk
Regi
Dan Regi tambah bingung kenapa cowok itu memeluk dia.
“hei..hei.. Stop! Lepasin aku! Kamu siapa? Main peluk-peluk
aku aja.”
“Regi.. Aku Iqbal teman kamu dulu!”
“kaa..ka..kamu Iqbal?!” regi kaget dan tidak percaya bahwa ia
benar-benar bertemu dengan Iqbal. Regi langsung memeluk balik Iqbal dan ia
benar-benar meneteskan air mata bahgianya. Karena rasa bahagianya Regi lama
sekali memeluk Iqbal, tapi tiba-tiba Regi batuk dan batuknya mengeluarkan darah
lagi.
“uhukk..uhukk..”
“Kamu kenapa Regi? Kamu lagi sakit?” Iqbal menanya dengan
cemas
“gpp kok, aku cuman batuk biasa haha..” Regi menutupi semua
penyakitnya, dia ga mau Iqbal sedih dan Regi ga mau buat suasana indah ini jadi
tegang
“Regi, aku beberapa menit lagi ada jam kuliah. Nanti lagi ya
kita ngobrolnya, ini no hp aku. Kalau ada apa-apa sms atau Tlp aja ya. Byeee aku
buru-buru..” Iqbal langsung lari ke kelas tanpa menanyakan maksud regi datang
ke Jogja untuk apa.
“Tapi… Iqbal……..” Regi mencoba ingin menyampaikan sesuatu ke
Iqbal, tapi Iqbal udah berlari terlalu Jauh.
Regi sangat kecewa sekali dengan Iqbal, dia sekarang sudah
Iqbal dewasa yang sangat cuek. “Aku bela-belain mencari kamu walaupun lagi
sakit. Tapi kamu malah tidak peduli dengan kedatanganku.” Dalam hati Regi
kecewa banget.
“tapi gapapa deh, yang penting aku udah ketemu kamu dan aku
sudah punya nomer hp-nya.”
***
Regi balik
ke tempat penginapannya dengan hati yang sangat kecewa. Selama di perjalanan
batuk-batuknya regi semakin parah dan tubuh Regi tiba-tiba semakin lemas. Regi
cepat-cepat untuk sampai ke penginapannya.
Sesampainya di
penginapan, regi bukannya langsung istirahat tapi ia malah langsung sms Iqbal.
“Hello Iqbal? Aku Regi, kok kamu sombong banget tadi.”
Regi menunggu balesan sms dari Iqbal, tapi ga ada balesan.
Regi tetap menunggu hingga ia ketiduran. Tiba-tiba ada suara sms masuk
“kring..kringg..”
Regi bangun, dia berharap itu adalah sms dari Iqbal
“Regi kamu dimana? Apa kamu baik-baik aja disana?”
Ternyata itu sms dari orang tua regi yang ternyata cemas
dengan kesehatan Regi.
“Aku di jogja mah, dekat universitas
negeri. Aku baik-baik aja kok mah. Mamah jangan kawatir ya.”
Regi tetap menunggu sms dari Iqbal, tapi Iqbal tetap ga bales
sms nya. Akirnya Regi memutuskan untuk melupakan balesan sms Iqbal.
***
Setelah beberapa
hari kemudian, tiba-tiba Iqbal sms Regi
“Hello Regi? Maaf aku baru bales sms kamu. Aku kemarin sibuk banget sama
tugas kuliahku. Kamu tinggal dimana selama di Jogja?”
Tapi tidak ada balesan sms dari Regi. Ternyata saat itu Regi
sedang sakit dan dia sedang dirawat di salah satu rumah sakit Jogjakarta. Iqbal
mencoba sms lagi dan lagi tapi tetap tidak ada balesan dari Regi.
Saat itu
regi memang tidak memegang hp sama sekali, karena dia disuruh istirahat total
oleh dokter. Regi berharap tepat di tanggal 31 Desember dia sudah sembuh dan
berharap pulak ada sms dari Iqbal dan mereka bisa merayakan tahun baru berdua
di kota cinta (Jogjakarta) ini. saat dirumah sakit, Regi hanya sendiri. Ia belum
memberi tau ke orang tuanya tentang keadaan dia saat ini. tapi ternyata dokter
menyarankan orang tua Regi untuk datang ke rumah sakit ini.
Regi memberi
nomer telephone rumahnya kepada suster untuk menelpon orang tuanya yang berada
di Jakarta. Tidak lama kemudian, suster langsung menelpon orang tuanya Regi dan
orang tua Regi sangat kaget dan khawatir sekali dengan keadaan Regi. Mereka langsung
memesan tiket untuk ke Jogja sore ini juga.
Malam hari
tiba, ternyata orang tua regi sudah sampai di Jogja dan mereka langsung menuju
ke Rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, orang tua Regi sedih melihat anaknya
terbaring lemah ditempat tidur. Mamah regi langsung memeluk Regi dan menangis
sedih.
Ayah-nya
Regi memeriksa tas Regi dan ayahnya melihat ada banyak sms dan telepon dari
kontak yang bernama Iqbal. “Regi, ini ada banyak sekali sms dan telepon dari
Iqbal. Kamu ga tau?”
“apa yah? Yang benar? Ayah aku mau bales sms Iqbal! Aku mau
ketemu Iqbal, yah!”
“iya sayang, tapi kamu harus sembuh dulu baru boleh keluar
ketemu Iqbal.”
Regi langsung semangat kembali utnuk sembuh, karena ia ingin
beretemu dengan Iqbal.
***
Tanggal 31
Desember 2013 sudah tiba, tapi keadaan Regi tidak tambah membaik. Kesehatannya makin
memburuk dan menkhawatirkan. Dia tidak ingat bahwa hari ini adalah hari yang ia
tunggu-tunggu ingin bertemu Iqbal, karena sakitnya yang tambha begitu parah. Orang
tua regi makin sedih sekali dan diam-diam orang tua regi sepakat untuk menelpon
Iqbal dan member tahu Iqbal, bahwa Regi ingin bertemu Iqbal dan tapi Regi
sedang sakit.
“Hallo Iqbal, ini bukan Regi yang sms. Tapi ini Ayahnya Regi. Om minta
tolong dong sama kamu untuk datang kerumah sakit dekat dengan universitas kamu.
Makasih Iqbal kalau kamu mau datang.”
Iqbal yang siang itu sedang bersiap-siap untuk malam tahun
baruan, kaget menerima sms seperti itu dari Ayah-nya Regi. “emang ada apa om? Regi
sakit apa? Baik om nanti jam 19.00 aku kesana.”
“kamu datang aja kesini, Regi ingin sekali bertemu dengan
kamu. Oke Om tunggu kamu disini.”
Setelah menerima sms seperti itu, Iqbal langsung membatalkan
semua acara malam nanti dan dia bersiap-siap untuk ke rumah sakit nanti malam.
***
Pukul 18.00
Iqbal langsung berangkat menuju rumah sakit, setelah sampai dirumah sakit Iqbal
langsung menanyakan ruangan Regi dan setelah mengetahui ruangannya. Iqbal langsung
menuju keruangan Regi.
Saat sampai
didepan ruang Regi, Iqbal tiba-tiba deg-degan dia takut ga kuat lihat keadaan
Regi sahabat kecilnya itu. Tapi dengan penuh kekuatan, Iqbal membuka pintu
ruangannya dan Iqbal kaget dengan keadaan regi yang terbaring lemah ditempat
tidur. Iqbal langsung menuju ketempat tidurnya Regi
“Regi…” Iqbal membisikan regi.
Tapi regi belum bangun juga, dan Iqbal mencoba terus-menerus.
Akhirnya regi tiba-tiba membuka matanya dikit demi sedikit. Dan setelah membuka
matanya, Regi kaget dengan kedatangan Iqbal dirumah sakit.
“Iqbal! Kamu benar Iqbal kan?” dengan suara lemas, regi
benar-benar kaget.
“Iya regi, aku Iqbal. Kamu kenapa ga angkat telepon dan bales
sms aku dan kenapa kamu ga kasih tau aku kalau kamu sakit dan dirawat disini?”
Iqbal cemas sekali saat itu
“Aku gatau kamu sms dan telepon, aku lagi sakit dan disuruh
istirahat total sama dokter bal.”
“yaudah, sekarang kamu istirahat aja ya.”
“tapi bal, aku ingin sekali keluar di malam tahun baru ini
bersama kamu. Aku gamau melewatkan malam tahun baru ini. siapa tau, ini malam
terakhir aku bersama kamu.”
“huss.. kamu ga boleh ngomong seperti itu!”
Iqbal mencoba meminta izin kepada dokter untuk mengajak regi
keluar dan untungnya dokter mengerti keadaan Regi.
Tepat jam
23.30 Iqbal mengajak Regi keluar dan regi keluar dengan menggunakan kursi roda
dan dengan infusan yang menempel ditubuhnya. Orang tua regi sangat sedih
melihat keadaan regi yang lemas dan pucat di malam tahun baru ini. padahal malam
ini adalah malam tahun baru yang ia tunggu-tunggu.
Regi dan
Iqbal menikmati malam tahun baru di taman rumah sakit. Iqbal menggenggam tangan
Regi tanpa lepas dan Regi tidak lupa memberi tahu maksud kedatangannya ke
jogja.
“oiya Iqbal, aku ke jogja hanya ingin mencari kamu dan
bertemu denganmu. Aku sayang banget sama kamu dan aku kecewa saat kamu pindah,
aku tidak dikasih tau.”
“benarkah kamu datang kesini hanya untuk aku? Maafkan aku
Regi, aku tidak mau kamu sedih dan kecewa dengan kepindahanku.. aku juga sayang
banget sama kamu regi, kamu adalah orang yang aku ingin jadikan ibu dari
anak-anak ku nanti..”
“benarkah itu? Tapi aku ga yakin, bisa menemani kamu nanti..”
“sudahlah regi kamu jangan berpikiran negative terus, kamu
harus kuat!”
Ternyata jam
00.00 tiba, kembang api bertebaran dimana-mana. Langit seperti langsung berubah menjadi sebuah taman bunga di awan.
"Bal, aku merasa cewek yang paling bahagia sekali malam ini, aku beruntung bisa bertemu dengan sahabat kecil sekaligus pangeranku masa kecil. Tapi dulu dia malah pergi ninggalin aku tanpa memberi kabar." Regi sedikit meledek iqbal dan menggenggam tangan Iqbal dengan kuat, iqbal hanya tertawa kecil mendengar ucapan Regi. Iqbal pun merasa sangat senang sekali malam ini, ia merasa orang yang paling bahagia malam ini karena bisa berkumpul kembali dengan sahabat kecilnya yang ia cintai. Iqbal terus mengucapkan kata-kata semangat dan cinta kepada Regi. Tapi makin lama tangan Regi menggenggamnya makin lemah dan lama-lama terlepas genggaman regi dari tangan Iqbal. Iqbal tidak sadar jika regi melepaskan genggamannya, ia terus saja membisikan kata-kata indah kepada Regi. Akhirnya iqbal menyadari ada yang aneh dengan Regi dan dia melihat ke wajah Regi dan ternyata Regi sudah melepaskan tangannya dan matanya merem. Iqbal langsung histeris dan takut dengan keadaan regi “Regii!! Kamu kenapa?? Bangun regiii….” Iqbal teriak dan menangis.
"Bal, aku merasa cewek yang paling bahagia sekali malam ini, aku beruntung bisa bertemu dengan sahabat kecil sekaligus pangeranku masa kecil. Tapi dulu dia malah pergi ninggalin aku tanpa memberi kabar." Regi sedikit meledek iqbal dan menggenggam tangan Iqbal dengan kuat, iqbal hanya tertawa kecil mendengar ucapan Regi. Iqbal pun merasa sangat senang sekali malam ini, ia merasa orang yang paling bahagia malam ini karena bisa berkumpul kembali dengan sahabat kecilnya yang ia cintai. Iqbal terus mengucapkan kata-kata semangat dan cinta kepada Regi. Tapi makin lama tangan Regi menggenggamnya makin lemah dan lama-lama terlepas genggaman regi dari tangan Iqbal. Iqbal tidak sadar jika regi melepaskan genggamannya, ia terus saja membisikan kata-kata indah kepada Regi. Akhirnya iqbal menyadari ada yang aneh dengan Regi dan dia melihat ke wajah Regi dan ternyata Regi sudah melepaskan tangannya dan matanya merem. Iqbal langsung histeris dan takut dengan keadaan regi “Regii!! Kamu kenapa?? Bangun regiii….” Iqbal teriak dan menangis.
Orang tua
regi langsung menghapiri iqbal dan regi. Orang tua regi langsung meneteskan air
matanya. Regi langsung di bawa kedalam rumah sakit untuk di cek kondisinya dan
diberi pertolongan. tapi tiba-tiba dokter keluar dari ruangannya, dan mengatakan hal sangat buruk untuk didengar
"Maaf bu,pak. saya tidak bisa menyelamatkan nyawa anak kalian. mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk Regi."
ternyata Tuhan berkehendak lain, Regi telah pergi meninggalkan
Iqbal sahabat kecilnya yang sangat ia sayang dan dicintai. Regi pergi dengan
senyum ketenangan, ia merasa bahagia
karena telah bertemu dengan Iqbal. Tapi Iqbal merasa hancur banget hatinya,
karena malam tahun baru 2014 ini menjadi malam terakhir pertemuannya dengan
Regi.
Iqbal merasa
sedih dan menyesal karena waktu itu telah mengabaikan sms Regi, seandainya dulu
iqbal membalas sms regi dan tidak meninggalkan regi begitu saja. Pasti regi
tidak akan terjadi seperti ini. Iqbal dikasih sebuah selampe dari orang tua
Regi, ternyata selampe itu adalah selampe yang waktu itu dia gunakan untuk
menutupi batuknya saat bertemu Iqbal dan di selampe itu ada sebuah bercak darah
Regi. Selampe itu memang dipesankan regi kepada orang tuanya untuk diberikan
kepada Iqbal sebagai kenang-kenangan dari Regi yang terakhir untuk Iqbal.
Iqbal semakin
sedih dan semakin menjadi-jadi nangisnya. Orang tua regi hanya bisa menyuruh
Iqbal menerima semua takdir ini.
“seandainya
aku waktu itu membalas sms regi dan mengajak dia bertemu. Pasti kejadiannya ga
seburuk ini..”
Regi dibawa
kejakarta untuk dimakamkan di Jakarta dan Iqbal melepaskan kepergian Regi
dengan tangisan, dan ini menjadi malam tahun baru terburuk yang pernah dialami
Iqbal dan dia sudah kehilangan sahabat kecil dan orang yang disayanginya untuk
selamanya.
Sungguh pembukaan tahun yang sangat buruk bagi Iqbal dan
kedua orang tua Regi. Semoga regi tenang dialam sana dan bahagia..
“Kami sangat menyayangi kamu Regi.. kamu akan selalu tersimpan dihati kami regi. love youu....”
keren ceritanya:D
BalasHapusterus bikin cerpen" yg seru ya
up up
ciee akhirnya jadi juga cerpen yang sampe ending wkwk
BalasHapuswaaahh :D alhamdulillah :))
BalasHapusToko Obat Viagra Jakarta
BalasHapusObat Pembesar Penis Di Jakarta
Jual Obat Kuat Viagra Jakarta
Hammer Jakarta