Akhir Cerita Cinta di Malam Tahun Baru


        Di sore hari yang cerah tepatnya hari Jumat tanggal 27 Desember 2013, Regi pergi ke jogja seorang diri. Ia ingin ke jogja untuk mencari seorang sahabat kecilnya yang sangat ia sayang dan cintai yang bernama Iqbal, yang dulu tiba-tiba pindah keluar kota tanpa memberi tahu regi, semua itu dilakukan iqbal agar regi tidak sedih dengan kepindahannya. Iqbal pindah dari jakarta karena ikut orang tuanya untuk bekerja disana. Regi mantap memutuskan pergi ke Jogja karena dia sudah kangen banget dan yakin sekali, bahwa sahabat kecilnya yang dari dulu ia cari memang berada disana dan sekarang sedang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri disana. Regi pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jogja.
            Saat diperjalanan tiba-tiba regi ragu dengan keputusannya mencari sahabat kecilnya karena dia tidak yakin dengan kesehatannya sekarang ini. Tapi rasa kangen ini lebih besar dan regi melawan semua rasa sakit yang ia sedang rasakan. Diperjalanan regi juga berharap-harap cemas
“apa aku bisa menemukan iqbal? Aku sendiri tidak tahu seperti apa wajah dia sekarang? Yang aku tahu hanya wajah kecilnya yang ada di foto ini.”
Dan akhirnya Regi tetap yakin dan yakin dengan keputusannya ini dia tidak mau menyesal nantinya karena tidak bisa bertemu Iqbal.
            Tidak terasa tepat pukul 21.00 WIB, regi sampai di stasiun Kereta Api Jogjakarta. Regi langsung mencari sebuah penginapan yang berada dekat dengan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jogjakarta, karena menurut informasi Iqbal kuliah di universitas tersebut. Setelah mencari tempat penginapan, akhirnya regi menemukan sebuah penginapan. Regi masuk dan langsung membersihkan badannya yang sudah terasa lengket sekali dan tidak lupa, regi meminum obatnya. Setelah selesai semuanya, regi langsung tidur dan tidak siap untuk menunggu esok pagi, karena dia ingin mencari Iqbal teman kecilnya.


***

            Suara ayam berkokok sudah terdengar dengan keras dan pertanda bahwa hari sudah pagi. Regi langsung bersiap-siap memakai baju dan tidak lupa memakai syall dan pergi berangkat mencari Iqbal. Ia menyiapkan isi tasnya yang berupa kamera,foto kecil Iqbal, dan tidak lupa obat-obatan regi untuk diminum setelah ia nanti sarapan diluar.
“Hari ini aku siap untuk mencari iqbal dan aku yakin akan bertemu denganmu!”
Regi pergi keluar dari tempat penginapannya, regi jalan menuju sebuah universitas negeri tersebut. Tapi ia tidak langsung mencari Iqbal, ia mencari makan dulu. Setelah mencari-cari warung makan, regi memutuskan untuk makan disalah satu warang makan tersebut. Saat sedang makan, ada seorang cewek yang datang sendiri kewarung tersebut dan regi iseng ingin mengajak ngobrol cewek tersebut.
“Haiii! Kamu kuliah di universitas ini ya?” sapa Regi dengan ramah.
“Iya, kamu juga kuliah disini?”
“ga, aku ke universitas ini Cuma mau ketemu teman kecilku dulu hehee. Nama kamu siapa?”
“Siapa teman kamu? Oiya namaku Devi, kamu?” jawab cewek itu dengan ramah yang ternyata bernama devi.
“Nama temanku Iqbal, apa kamu tau? Namaku Regi. Salam kenal ya.”
“waaah disini yang namanya Iqbal banyak, emangnya iqbal teman kamu kuliah difakultas apa?”
“hmm.. aku kurang tau kalau soal itu, soalnya aku sudah lama ga ketemu dia dan aku juga ga punya nomer hp-nya. Aku tau dia kuliah disini juga dari temanku yang waktu itu lagi jalan-jalan ke jogja dan ketemu iqbal di sekitar universitas ini.”
“oh gitu ya, waduuh susah juga yaa kalau gitu. Gini deh gimana kalau kamu aku ajak jalan-jalan disekitar universitas ini? siapa tau ketemu sama teman kamu.”
“benar kamu mau nemenin aku? Aku seneng banget! Makasih ya.”
“iya benar, soalnya hari ini aku ga ada jam kuliah. Sama-sama”
            Setelah selesai makan, Regi dan Devi jalan untuk mencari Iqbal. Selama perjalanan, regi selalu menggenggam foto kecil Iqbal tapi menurut dia selama perjalanan tidak ada seorangpun yang ada kemiripan dengan foto iqbal masa kecil.
Hari sudah mulai sore, dengan wajah pucat dan letih regi pamit ke devi untuk balik ke tempat penginapannya
“dev, kayaknya cukup deh hari ini mencari temanku. Aku capek dan lelah sekali.”
“kamu yakin sampai sini aja cari temanmu? Gimana kalau kita tukeran nomer HP dan kalau aku ketemu sama orang yang nama Iqbal, aku hubungi kamu?”
“oke juga ide kamu, kalau gitu ini nomer hp aku. Tlp atau sms aja ya dev kalau ada yang nama Iqbal. Makasih kamu baik banget mau bantu aku.”
“oke. Iya sama-sama regi. Cepet sembuh juga ya kamu, tuh wajahnya pucat sekali hehehe..”
“haha iya makasih dev, semoga aku masih bisa ketemu Iqbal haha.”
            Regi balik ke tempat penginapannya dengan berjalan kaki, selama di perjalanan ia memanfaatkan kameranya untuk foto-foto daerah di Jogja yang malam itu sangan indah sekali dan tetap regi masih berharap di perjalanan ia bertemu dengan seorang cowok dan cowok itu Iqbal. “semoga aja aku lagi iseng-iseng foto, tiba-tiba ada seorang cowok dan cowok itu Iqbal haha.” Dalam hati regi berkata seperti itu.
Regi duduk sebentar disebuah warung kopi joss, ia menikmati dikit demi sedikit kopi tersebut tapi tiba-tiba ia batuk dan ternyata batuknya mengeluarkan darah.
“ada apa lagi dengan sakitku? Sepertinya sakitku semakin parah. Sebelum tambah parah aku harus bertemu dengan Iqbal dan harus mengatakan sesuatu yang selama ini aku pendam. Aku harus kuat!”
Regi langsung jalan kembali untuk balik ketempat penginapannya.
            Sampai di penginapan, regi langsung ganti pakaian,cuci muka dan tidak lupa minum obatnya sebelum tidur “semoga dengan meminum obat ini, aku bisa sembuh besok pagi.”

***

            Hari sudah kembali pagi lagi dan regi sudah bersiap-siap untuk melanjutkan mencari Iqbal. Walaupun kesehatannya belum pulih tapi regi tetap semangat untuk mecari Iqbal.
Selama jalan menuju sebuah universitas tersebut lagi, regi juga menanti kabar dari Devi, cewek yang ia temui kemarin. Saat regi sedang jalan menuju universitas, ia mendapat sms dari devi
“Hai regi, aku devi yang kemarin ketemu sama kamu. Aku nemu nih cowok yang bernama iqbal tapi aku gatau juga itu orang yang kamu cari atau bukan. Kamu datang aja ya jam 09.00 ke fakultas Hukum. Dia biasanya ada di perpustakaan, nanti kamu tanya-tanya aja sama anak-anak yang ada disitu yaa, tapi maaf aku ga bisa temanin kamu. Aku ada tugas kelompok. Byeee…”
Regi langsung membalas sms devi “oke..oke.. makasih ya devi, semoga aku ketemu Iqbal.”
Regi langsung melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat, karena dia sebentar lagi akan ketemu Iqbal. Walaupun belum tentu Iqbal itu adalah orang yang sedang ia cari.
            Regi sampai di gedung fakultas Hukum jam 08.30.
“hmm.. masih setengah jam lagi jam 9. Yaudahdeh aku cari aja, siapa tau Iqbal itu sudah ada di perpustakaan.”
Regi tidak membuang sia-sia wakutnya, ia langsung lanjut ke perpustakaan. Dengan rasa deg-degan karena sebentar lagi dia akan ketemu orang yang bernama Iqbal. Saat Regi sedang berlari kecil menuju perpustakaan, dia tiba-tiba tertabrak oleh seorang cowok.
“braakkk..” buku yang dibawa cowok itu jatuh dan foto yang sedang digenggam Regi juga jatuh.
“Sorry..” cowok itu meminta maaf ke Regi
“iya gpp, aku juga minta maaf ya.” Regi meminta maaf sambil mencari-cari foto Iqbal kecil
“kamu cari apa? Ada barang kamu yang hilang?”
“iya, foto yang sangat berharga hilang. Tadi lepas dari genggamanku saat tambrakan sama kamu.”
“ohya? Boleh aku bantu cari fotonya?”
“gausah, gpp aku cari sendiri aja.”
“gpp aku bantu aja, aku juga merasa bersalah. Semua juga karena aku, foto itu jadi hilang.”
Regi dan cowok itu mencari foto tersebut, saat Regi sedang mencari tiba-tiba regi melihat cowok itu duduk dan diam saja
“kok cowok itu diam aja ya? Ada apa ya?” dalam hati regi penasaran.
Regi langsung aja nyamperin cowok itu dan ternyata cowok itu sedang megang foto kecil Iqbal.
“hello? Kamu kenapa? Itu dia foto yang aku cari.”
“ha..hmm.. ini benar foto punya kamu?” cowok itu menjawab dengan sedikit gugup.
“iya benar, emangnya ada apa si?” regi tambah bingung dengan cowok itu.
“Apa kamu Regi?”
“iya. Kok kamu tau?
“Regi!!! Aku kangen sama kamu..” cowok itu langsung memeluk Regi
Dan Regi tambah bingung kenapa cowok itu memeluk dia.
“hei..hei.. Stop! Lepasin aku! Kamu siapa? Main peluk-peluk aku aja.”
“Regi.. Aku Iqbal teman kamu dulu!”
“kaa..ka..kamu Iqbal?!” regi kaget dan tidak percaya bahwa ia benar-benar bertemu dengan Iqbal. Regi langsung memeluk balik Iqbal dan ia benar-benar meneteskan air mata bahgianya. Karena rasa bahagianya Regi lama sekali memeluk Iqbal, tapi tiba-tiba Regi batuk dan batuknya mengeluarkan darah lagi.
“uhukk..uhukk..”
“Kamu kenapa Regi? Kamu lagi sakit?” Iqbal menanya dengan cemas
“gpp kok, aku cuman batuk biasa haha..” Regi menutupi semua penyakitnya, dia ga mau Iqbal sedih dan Regi ga mau buat suasana indah ini jadi tegang
“Regi, aku beberapa menit lagi ada jam kuliah. Nanti lagi ya kita ngobrolnya, ini no hp aku. Kalau ada apa-apa sms atau Tlp aja ya. Byeee aku buru-buru..” Iqbal langsung lari ke kelas tanpa menanyakan maksud regi datang ke Jogja untuk apa.
“Tapi… Iqbal……..” Regi mencoba ingin menyampaikan sesuatu ke Iqbal, tapi Iqbal udah berlari terlalu Jauh.
Regi sangat kecewa sekali dengan Iqbal, dia sekarang sudah Iqbal dewasa yang sangat cuek. “Aku bela-belain mencari kamu walaupun lagi sakit. Tapi kamu malah tidak peduli dengan kedatanganku.” Dalam hati Regi kecewa banget.
“tapi gapapa deh, yang penting aku udah ketemu kamu dan aku sudah punya nomer hp-nya.” 

***

            Regi balik ke tempat penginapannya dengan hati yang sangat kecewa. Selama di perjalanan batuk-batuknya regi semakin parah dan tubuh Regi tiba-tiba semakin lemas. Regi cepat-cepat untuk sampai ke penginapannya.
            Sesampainya di penginapan, regi bukannya langsung istirahat tapi ia malah langsung sms Iqbal.
“Hello Iqbal? Aku Regi, kok kamu sombong banget tadi.”
Regi menunggu balesan sms dari Iqbal, tapi ga ada balesan. Regi tetap menunggu hingga ia ketiduran. Tiba-tiba ada suara sms masuk
“kring..kringg..”
Regi bangun, dia berharap itu adalah sms dari Iqbal
“Regi kamu dimana? Apa kamu baik-baik aja disana?”
Ternyata itu sms dari orang tua regi yang ternyata cemas dengan kesehatan Regi.
“Aku di jogja mah, dekat universitas negeri. Aku baik-baik aja kok mah. Mamah jangan kawatir ya.”
Regi tetap menunggu sms dari Iqbal, tapi Iqbal tetap ga bales sms nya. Akirnya Regi memutuskan untuk melupakan balesan sms Iqbal.

***

            Setelah beberapa hari kemudian, tiba-tiba Iqbal sms Regi
“Hello Regi? Maaf aku baru bales sms kamu. Aku kemarin sibuk banget sama tugas kuliahku. Kamu tinggal dimana selama di Jogja?”
Tapi tidak ada balesan sms dari Regi. Ternyata saat itu Regi sedang sakit dan dia sedang dirawat di salah satu rumah sakit Jogjakarta. Iqbal mencoba sms lagi dan lagi tapi tetap tidak ada balesan dari Regi.
            Saat itu regi memang tidak memegang hp sama sekali, karena dia disuruh istirahat total oleh dokter. Regi berharap tepat di tanggal 31 Desember dia sudah sembuh dan berharap pulak ada sms dari Iqbal dan mereka bisa merayakan tahun baru berdua di kota cinta (Jogjakarta) ini. saat dirumah sakit, Regi hanya sendiri. Ia belum memberi tau ke orang tuanya tentang keadaan dia saat ini. tapi ternyata dokter menyarankan orang tua Regi untuk datang ke rumah sakit ini.
            Regi memberi nomer telephone rumahnya kepada suster untuk menelpon orang tuanya yang berada di Jakarta. Tidak lama kemudian, suster langsung menelpon orang tuanya Regi dan orang tua Regi sangat kaget dan khawatir sekali dengan keadaan Regi. Mereka langsung memesan tiket untuk ke Jogja sore ini juga.
            Malam hari tiba, ternyata orang tua regi sudah sampai di Jogja dan mereka langsung menuju ke Rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, orang tua Regi sedih melihat anaknya terbaring lemah ditempat tidur. Mamah regi langsung memeluk Regi dan menangis sedih.
            Ayah-nya Regi memeriksa tas Regi dan ayahnya melihat ada banyak sms dan telepon dari kontak yang bernama Iqbal. “Regi, ini ada banyak sekali sms dan telepon dari Iqbal. Kamu ga tau?”
“apa yah? Yang benar? Ayah aku mau bales sms Iqbal! Aku mau ketemu Iqbal, yah!”
“iya sayang, tapi kamu harus sembuh dulu baru boleh keluar ketemu Iqbal.”
Regi langsung semangat kembali utnuk sembuh, karena ia ingin beretemu dengan Iqbal.

***

            Tanggal 31 Desember 2013 sudah tiba, tapi keadaan Regi tidak tambah membaik. Kesehatannya makin memburuk dan menkhawatirkan. Dia tidak ingat bahwa hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu ingin bertemu Iqbal, karena sakitnya yang tambha begitu parah. Orang tua regi makin sedih sekali dan diam-diam orang tua regi sepakat untuk menelpon Iqbal dan member tahu Iqbal, bahwa Regi ingin bertemu Iqbal dan tapi Regi sedang sakit.
“Hallo Iqbal, ini bukan Regi yang sms. Tapi ini Ayahnya Regi. Om minta tolong dong sama kamu untuk datang kerumah sakit dekat dengan universitas kamu. Makasih Iqbal kalau kamu mau datang.”
Iqbal yang siang itu sedang bersiap-siap untuk malam tahun baruan, kaget menerima sms seperti itu dari Ayah-nya Regi. “emang ada apa om? Regi sakit apa? Baik om nanti jam 19.00 aku kesana.”
“kamu datang aja kesini, Regi ingin sekali bertemu dengan kamu. Oke Om tunggu kamu disini.”
Setelah menerima sms seperti itu, Iqbal langsung membatalkan semua acara malam nanti dan dia bersiap-siap untuk ke rumah sakit nanti malam.

***
            Pukul 18.00 Iqbal langsung berangkat menuju rumah sakit, setelah sampai dirumah sakit Iqbal langsung menanyakan ruangan Regi dan setelah mengetahui ruangannya. Iqbal langsung menuju keruangan Regi.
            Saat sampai didepan ruang Regi, Iqbal tiba-tiba deg-degan dia takut ga kuat lihat keadaan Regi sahabat kecilnya itu. Tapi dengan penuh kekuatan, Iqbal membuka pintu ruangannya dan Iqbal kaget dengan keadaan regi yang terbaring lemah ditempat tidur. Iqbal langsung menuju ketempat tidurnya Regi
“Regi…” Iqbal membisikan regi.
Tapi regi belum bangun juga, dan Iqbal mencoba terus-menerus. Akhirnya regi tiba-tiba membuka matanya dikit demi sedikit. Dan setelah membuka matanya, Regi kaget dengan kedatangan Iqbal dirumah sakit.
“Iqbal! Kamu benar Iqbal kan?” dengan suara lemas, regi benar-benar kaget.
“Iya regi, aku Iqbal. Kamu kenapa ga angkat telepon dan bales sms aku dan kenapa kamu ga kasih tau aku kalau kamu sakit dan dirawat disini?” Iqbal cemas sekali saat itu
“Aku gatau kamu sms dan telepon, aku lagi sakit dan disuruh istirahat total sama dokter bal.”
“yaudah, sekarang kamu istirahat aja ya.”
“tapi bal, aku ingin sekali keluar di malam tahun baru ini bersama kamu. Aku gamau melewatkan malam tahun baru ini. siapa tau, ini malam terakhir aku bersama kamu.”
“huss.. kamu ga boleh ngomong seperti itu!”
Iqbal mencoba meminta izin kepada dokter untuk mengajak regi keluar dan untungnya dokter mengerti keadaan Regi.
            Tepat jam 23.30 Iqbal mengajak Regi keluar dan regi keluar dengan menggunakan kursi roda dan dengan infusan yang menempel ditubuhnya. Orang tua regi sangat sedih melihat keadaan regi yang lemas dan pucat di malam tahun baru ini. padahal malam ini adalah malam tahun baru yang ia tunggu-tunggu.
            Regi dan Iqbal menikmati malam tahun baru di taman rumah sakit. Iqbal menggenggam tangan Regi tanpa lepas dan Regi tidak lupa memberi tahu maksud kedatangannya ke jogja.
“oiya Iqbal, aku ke jogja hanya ingin mencari kamu dan bertemu denganmu. Aku sayang banget sama kamu dan aku kecewa saat kamu pindah, aku tidak dikasih tau.”
“benarkah kamu datang kesini hanya untuk aku? Maafkan aku Regi, aku tidak mau kamu sedih dan kecewa dengan kepindahanku.. aku juga sayang banget sama kamu regi, kamu adalah orang yang aku ingin jadikan ibu dari anak-anak ku nanti..”
“benarkah itu? Tapi aku ga yakin, bisa menemani kamu nanti..”
“sudahlah regi kamu jangan berpikiran negative terus, kamu harus kuat!”
            Ternyata jam 00.00 tiba, kembang api bertebaran dimana-mana. Langit seperti langsung berubah menjadi sebuah taman bunga di awan.
"Bal, aku merasa cewek yang paling bahagia sekali malam ini, aku beruntung bisa bertemu dengan sahabat kecil sekaligus pangeranku masa kecil. Tapi dulu dia malah pergi ninggalin aku tanpa memberi kabar." Regi sedikit meledek iqbal dan menggenggam tangan Iqbal dengan kuat, iqbal hanya tertawa kecil mendengar ucapan Regi. Iqbal pun merasa sangat senang sekali malam ini, ia merasa orang yang paling bahagia malam ini karena bisa berkumpul kembali dengan sahabat kecilnya yang ia cintai. Iqbal terus mengucapkan kata-kata semangat dan cinta kepada Regi. Tapi makin lama tangan Regi menggenggamnya makin lemah dan lama-lama terlepas genggaman regi dari tangan Iqbal. Iqbal tidak sadar jika regi melepaskan genggamannya, ia terus saja membisikan kata-kata indah kepada Regi. Akhirnya iqbal menyadari ada yang aneh dengan Regi dan dia melihat ke wajah Regi dan ternyata Regi sudah melepaskan tangannya dan matanya merem. Iqbal langsung histeris dan takut dengan keadaan regi “Regii!! Kamu kenapa?? Bangun regiii….” Iqbal teriak dan menangis.
            Orang tua regi langsung menghapiri iqbal dan regi. Orang tua regi langsung meneteskan air matanya. Regi langsung di bawa kedalam rumah sakit untuk di cek kondisinya dan diberi pertolongan. tapi tiba-tiba dokter keluar dari ruangannya, dan mengatakan hal sangat buruk untuk didengar 
"Maaf bu,pak. saya tidak bisa menyelamatkan nyawa anak kalian. mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk Regi."
ternyata Tuhan berkehendak lain, Regi telah pergi meninggalkan Iqbal sahabat kecilnya yang sangat ia sayang dan dicintai. Regi pergi dengan senyum ketenangan, ia merasa  bahagia karena telah bertemu dengan Iqbal. Tapi Iqbal merasa hancur banget hatinya, karena malam tahun baru 2014 ini menjadi malam terakhir pertemuannya dengan Regi.
            Iqbal merasa sedih dan menyesal karena waktu itu telah mengabaikan sms Regi, seandainya dulu iqbal membalas sms regi dan tidak meninggalkan regi begitu saja. Pasti regi tidak akan terjadi seperti ini. Iqbal dikasih sebuah selampe dari orang tua Regi, ternyata selampe itu adalah selampe yang waktu itu dia gunakan untuk menutupi batuknya saat bertemu Iqbal dan di selampe itu ada sebuah bercak darah Regi. Selampe itu memang dipesankan regi kepada orang tuanya untuk diberikan kepada Iqbal sebagai kenang-kenangan dari Regi yang terakhir untuk Iqbal.
            Iqbal semakin sedih dan semakin menjadi-jadi nangisnya. Orang tua regi hanya bisa menyuruh Iqbal menerima semua takdir ini.
seandainya aku waktu itu membalas sms regi dan mengajak dia bertemu. Pasti kejadiannya ga seburuk ini..”
            Regi dibawa kejakarta untuk dimakamkan di Jakarta dan Iqbal melepaskan kepergian Regi dengan tangisan, dan ini menjadi malam tahun baru terburuk yang pernah dialami Iqbal dan dia sudah kehilangan sahabat kecil dan orang yang disayanginya untuk selamanya.
Sungguh pembukaan tahun yang sangat buruk bagi Iqbal dan kedua orang tua Regi. Semoga regi tenang dialam sana dan bahagia..

“Kami sangat menyayangi kamu Regi.. kamu akan selalu tersimpan dihati kami regi. love youu....”

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca. silahkan tinggalkan komentar :)

Postingan populer dari blog ini

Milea dan Dilan Asli, Twitter Milea Palsu?

Review Film "Susah Move On"